Suatu hari, seorang pria di Kota Jakarta berdiri di sebuah pojok jalan yang sibuk. Ia berdiri saja di sana sambil menengadah ke langit. Ketika itu jam-jam sibuk, jadi lama sekali sebelum ia diperhatikan orang berdiri di sana, tetapi begitu ia diperhatikan, banyak yang memperhatikannya. Segeralah berkumpul orang banyak di sekelilingnya, dan semuanya juga berusaha melihat apa yang sedang diamatinya.
Apakah ada pesawat pembom terbang di atas? Apakah akan datang badai yang hebat? Apakah ia melihat malaikat di awan? Seberapa keraspun orang-orang berusaha, mereka tidak melihat sesuatu yang luar biasa. Mereka semakin berdesak-desakan menghimpit orang tersebut untuk memastikan mereka melihat ke arah yang benar. Mereka tutupi mata mereka karena silau, dan mereka semakin memicingkan matanya untuk melihat ke kejauhan. Seorang di antara mereka bahkan mengeluarkan teropongnya. Tetapi tak seorangpun melihat apa yang telah menarik perhatian orang tersebut.
Warga Jakarta jarang sekali berbicara kepada orang yang tidak mereka kenal, tetapi akhirnya, salah seorang di antara mereka tidak tahan lagi.
“HEI BUNG”, katanya, “APA SIH YANG SEDANG KAMU LIHAT?”
Pria itu terkejut. Ia bahkan tidak sadar kalau sudah banyak orang di sekelilingnya.
“BUKAN APA-APA KOK”, jawabnya kalem, sambil terus menengadah ke atas.
“LEHER SAYA KERAM NIH”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar